Makalah ulasan terkini mengenai prevalensi gangguan saluran cerna fungsional
Gangguan saluran cerna fungsional atau functional gastrointestinal disorders (FGID) umum dialami oleh bayi dan anak kecil, terutama dalam beberapa tahun pertama kehidupan mereka. Pada 2016, kriteria diagnostik diubah dari ROME III menjadi ROME IV. Ulasan oleh Muhardi dkk (2022) menilai prevalensi dari FGID yang paling sering terjadi pada anak usia 0-5 tahun setelah kriteria ROME IV diperkenalkan pada 2016.
Ringkasan
- Review dari Muhardi dkk (2022) menilai prevalensi dari gangguan saluran cerna fungsional (FGID) paling umum terjadi pada anak usia 0-5 tahun.
- Studi yang disertakan dimulai dari tahun 2016 dan seterusnya: pada tahun ini kriteria diagnostik diperkenalkan (kriteria diagnostik ROME III berubah menjadi ROME IV).
- Di antara bayi berusia 0-6 bulan, prevalensi kolik berkisar antara 10-15%. Prevalensi ini lebih tinggi saat menggunakan kriteria ROME IV dibandingkan dengan kriteria ROME III.
- Prevalensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan adalah sebesar 33,9%. Di antara bayi usia 0-12 bulan, ini berkisar antara 3,4% hingga 25,9%. Prevalensi ini serupa saat menggunakan kriteria ROME IV atau III.
- Prevalensi konstipasi pada bayi usia 0-6 bulan adalah sebesar 1,5%. Di antara bayi berusia 0-12 bulan, ini berkisar mulai dari 1,3-17,7%. Laporan prevalensi konstipasi pada anak-anak usia 13-48 bulan adalah 1,3-26% dan di antara anak-anak usia 4-18 tahun adalah 13%. Prevalensi ini serupa saat menggunakan kriteria ROME IV atau III.
Ulasan ini mencakup dua studi dari Timur Tengah, tiga dari Asia, dua dari AS, tiga dari Eropa dan satu dari Afrika. Sekitar setengah dari studi-studi ini menggunakan kriteria ROME IV yang diperbarui. Tiga studi berdasarkan pada data yang diperoleh dari profesional kesehatan, sementara selebihnya dari laporan orang tua atau perawat.
Kolik pada bayi
Di antara bayi usia 0-6 bulan, laporan prevalensi kolik berkisar antara 10-15%. Prevalensi lebih tinggi saat menggunakan kriteria ROME IV dibandingkan kriteria ROME III (14,9% vs 10,4%). Di antara bayi usia 0-12 bulan, kisaran prevalensi yang dinilai berdasarkan kriteria ROME IV juga lebih besar dibandingkan dengan yang dinilai dengan kriteria ROME III (1,9-19,2% vs. 4,2-5,9%).
Menurut para penulis, perbedaan ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa kriteria ROME IV kurang terdefinisi dan berlaku pada kelompok usia yang lebih besar dibandingkan kriteria ROME III. Selain itu, para penulis membahas perbedaan geografis pada mikrobiota usus, cara melahirkan dan eksklusivitas pemberian ASI juga memainkan peranan, karena faktor-faktor ini dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan bayi.
Regurgitasi
Prevalensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan adalah sebesar 33,9%. Di antara bayi berusia 0-12 bulan, prevalensi berkisar dari 3,4% hingga 25,9%. Prevalensinya serupa saat menggunakan kriteria ROME IV atau III. Terdapat perbedaan regional dalam prevalensi regurgitasi: prevalensi yang dilaporkan di Perancis pada bayi berusia 6-12 bulan ternyata sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan di China. Menurut para penulis, perbedaan ini dapat disebabkan oleh pengaruh budaya dalam mempersepsikan tingkat keparahan gejala, selain perbedaan genetik atau pemberian susu.
Konstipasi
Prevalensi konstipasi pada bayi usia 0-6 bulan adalah sebesar 1,5%. Di antara bayi usia 0-12 bulan, nilai ini berkisar antara 1,3-17,7%. Laporan prevalensi konstipasi pada anak-anak usia 13-48 bulan adalah sebesar 1,3%-26% dan antara anak usia 4-18 tahun adalah 13%. Prevalensi ini serupa saat menggunakan kriteria ROME IV atau III.
Beberapa batasan
Para penulis mengindikasikan bahwa data yang diperoleh dalam ulasan ini bervariasi besar karena adanya perbedaan antara studi-studi yang dilakukan, seperti kriteria diagnostik, responden studi, kelompok usia, dan lokasi geografis. Selanjutnya, sebagian besar dari studi yang dilakukan adalah berdasarkan kuesioner laporan orang tua, yang bisa mengarah ke estimasi berlebihan atas prevalensi FGID dibandingkan dengan diagnosa oleh profesional kesehatan. Terakhir, hanya sedikit studi yang dilakukan di Asia dan Afrika, meskipun kedua benua ini memiliki populasi anak-anak yang besar. Data dari Amerika Latin dan Oseania juga kurang.